SEISMIC GAP adalah jalur “sepi” gempa dimana saat ini daerah yang dimaksud tersebut justru tidak terdapat gempa selama ini. Bandingkan disebelah-menyebelahnya, dimana di tempat itu tenaga gempa sudah dilepaskan pada saat terjadinya gempa beberapa tahun atau puluh tahun lalu.
Jalur yang menjadi pusat gempa salah satunya jalur subduksi atau jalur tubrukan seperti dibawah ini.



“Pakdhe, jadi bener donk ramalan bakalan akan ada gempa bumi di Jawa Barat ?”
“Owalah Thole, lah kalau cuman bilang gitu, aku ya bisa saja bilang, besok akan ada gempa kekuatan diatas 8 di sekitar Indonesia. Posisi dan kapan terjadinya masih belum diketahui dengan pasti!”
“Lah semua kejadian gempa kan begitu Pakdhe ? Ndak bisa diketahui kapan terjadinya”
“Gempa memang bisa diramalkan lokasinya dan besarnya kekuatannya secara kasar, tetapi waktunya ndak bakalan diketahui dengan pasti. Jadi ndak usah panik tetapi tetap WASPADA“
Bila kita tahu daerah rawan gempa (seismic gap) nya adanya di laut, tentunya harus waspada pada tsunaminya juga. Sedangkan bila di darat tentunya goyangannya harus diwaspadai. Khususnya untuk didarat, zona patahan aktif juga menjadi daerah yang perlu diperhitungkan. Patahan aktif yang ‘baru saja’ bergerak adalah patahan Opak di selatan kota Jogja yang pada tahun 2006 menggoyang dan menelan korban lebih dari 5000 orang.
Jadi kalau begitu zona rawannya juga didarat di dekitar patahan aktif seperti yang digambar dibawah ini.
Gambar diatas memperlihatkan seismic gap diselatan Jawa Barat. Tentunya masih ingat gempa tsunami Pangandaran, kan ? Itu adalah pelepasan gempa yang sebelunya juga berupa seismic gap.
“Wah Pakdhe nakut-nakutin nih !”“Selalu saya beri tahu, bahwa korban kecelakaan lalu-lintas itu lebih banyak ketimbang gempa. Jadi hato-hatilah dijalan raya, Thole !”